Slow jurnalism – Kaos Berita Pertama dari Lombok

KAOS BERITA PERTAMA DARI LOMBOK

Bagaimana Kalau Kita Sewa PeChe Guevara Jadi Presiden Kita?

Setiap kali musim Pemilu datang, ruang-ruang piblik kita akan dipenuhi wajah tokoh-tokoh yang tersenyum. Pesan mereka nyaris seraga; Mohon dukungan dan doa.   Janjinya juga tak senada: Pilihlah aku agar hidupmu lebih baik dari hari ini!

Wajah tokoh-tokoh itu hadir di semua sudut yang menjadi perhatian publik; di lini masa, di media sosial, baliho, stiker mobil, tembok kamar mandi umum, kalender, pun di kaos-kaos tim sukses. Tentu saja ada perubahan situasi yang ditawarkan setiap tokoh itu. Bahwa jika memilih mereka menjadi pemimpin, situasi hidup kita akan lebih baik dari hari ini, kita akan lebih bahagia dari era kemarin.

Akan tetapi setiap momen pemilu berakhir dan pemimpin baru lahir–atau pemimpin yang sudah pernah memimpin terpilih lagi untuk kesekian kalinya– kita kembali dihadapkan dengan kenyataan, bahwa situasi belum berubah, bahkan ada yang menganggap situasinya justru lebih buruk dibanding ketika si Anu memimpin dahulu. Padahal uang yang sudah keluar untuk sebuah momen Pemilu angkanya sangat fantastis.  Untuk Pemilu, Pilpres dan Pilkada 2024 mendatang akan menghabiskan anggaran negara sebesar 140 Trilliun.  Nominal ini melonjak 400 persen lebih dari biaya Pemilu 2019. Wow.

Melihat angka yang begitu fantastis, dengan perubahan yang dihasilkan tak sesuai harapan, ada baiknya pemilu itu kita tunda dulu. Kita sewa saja pemimpin yang sudah teruji berhasil membuat perubahan, tanpa banyak menghabiskan anggaran. Sederhananya seperti upaya yang dilakukan tim sepak bola dengan menyewa pemain dari luar dengan performa terbaiknya. Jadi bagaimana kalau kita sewa saja pemimpin kita, kita sewa presiden kita. Siapa orangnya, tinggal dipilih saja yang dinilai paling pantas membuat perubahan tanpa menyia-nyiakan banyak anggaran. Salah satu tawarannya adalah tokoh revolusioner Che Guevara.

Jika Che Guevara yang dipilih, mungkin kita bahkan tak membutuhkan banyak dana. Pejuang revolusioner asal g Argentina itu sudah  dikenal publik secara luas, jadi kita tak akan butuh banyak biaya untuk kampanye membangun pencitaan citranya. Jika dia yang kita pilih, bisa jadi kita tak membutuhkan uang untuk membayar sewa yang mahal. Che bahkan tak mau bayaran sama sekali.

Untuk menyesuaiakan dengan budaya kita, baret khas yang selalu melekat di kepalanya, kita minda diganti dengan peci tanpa menghilangkan pin bintang yang menunjukkan posisinya sebagai pemimpin. Nah, agar lebih membumi, namanya kiat ubah sedikit, kita buatkan dia KTP dengan nama baru PECHE GUEVARA.

Bagaiamana?  Apakah ada tokoh seperti Che Guevara di dunia hari  ini yang bisa disewa untuk menjadi presiden kita?

(Tim Apahjagah)

 

 

Category
Share This Items :
Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia there live the blind texts.