Jauh sebelum ajang balap balapan bermunculan di Provinsi Nusa Tenggara Balap, mereka sudah menjalankan rutinitas balap yang sehat. Berlomba-lomba menjajakan nasi bungkus bagi para konsumen yang membutuhkannya. Dari Lingkungan Otak Dese, Ampenen, Kota Mataram mereka berasal.
Berbeda dengan ajang balapan yang hadir di Nusa Tenggara Balap belakangan ini, aktifitas balapan para pedagang nasi balap tidak menggusur tanah rakyat, tidak berhutang pada konsorsium bank, tidak memaksa PNS untuk membeli tiket, tidak juga merusak lingkungan. Aktifitas mereka dijalankan dengan saling berterima, saling menguntungkan, saling rela dan merelakan antara pedagang dan pembeli.
Kerasnya persaingan di dunia bisnis kuliner belakangan, termasuk dengan hadirnya beragam rupa makanan berlabel asing, tak membuat mereka putus semangat. Sebab berjualan nasi balap adalah jalan hidup mereka; NO RICE, NO LIFE!