Apahjagah.com, Lombok–Dalam mitologi masyarakat Sasak yang agraris, Mandalika yang cantik jelita adalah putri Raja Tonjeng Beru. Kecantikan Mandalika membuat para pangeran dari berbagai kerajaan kepincut, semua ingin memilikinya, semua melamarnya. Celakanya pangeran-pangeran egois itu mengancam akan berperang jika lamaran mereka ditolak. Sang putri memilih jalan dramatis, menceburkann diri ke laut, menjelma menjadi cacing Nyale yang bisa dinikmati semua orang.
Kini legenda itu terulang. Kecantikan Kawasan Mandalika yang memesona, membuatnya diperebutkan banyak kepentingan, mulai dari pemerintah, investor, wisatawan, dan warga lokal yang lahir, tumbuh, hidup dari tanah Mandalika, dan kemudian harus pergi entah ke mana. Ada bangunan-bangunan megah berdiri di mandalika, mengganti rumah dan gubuk-gubuk bambu, ada sirkuit balap motor super megah dibangun, menggusur kampung,  ladang dan kebun, juga kuburan warga. Mandalika berubah menjadi asing.
Adakah jalan bijak Bestari yang mesti dilalui agar Mandalika bisa menjadi milik bersama? Seperti kehadiran Nyale, jelmaan Mandalika yang bisa dinikmati siapa saja. (tim apahjagah.com)