Slow jurnalism – Kaos Berita Pertama dari Lombok

KAOS BERITA PERTAMA DARI LOMBOK

SENGGIGI SUNSET JAZZ 2022 BUKAN KONSER JAZZ BIASA

Apahjagah.com, Lombok— Cobalah tutup mata Anda sejenak saja. Lalu bayangkan Anda tengah berada di suatu senja, di sebuah pantai dengan jajaran pohon kelapa yang daunnya melambai-lambai. Ada tarian ombak disorot cahaya matahari keemasan.

Lidah lembutnya membawa buih putih, menyapu pasir pantai, lalu surut kembali ke laut, dan mengulang kembali tarian abadi yang tak pernah jemu untuk dinikmati.

Senja yang sama mungkin bisa Anda temukan di mana saja, di sepanjang pantai di negeri kepulauan ini. Tapi Anda sedang berada di senja yang istimewa. Senja yang menghadirkan paduan lukisan alam, maha karya Sang Maha Indah dengan iringan musik jazz yang mewah. Potret senja istimewa itulah yang ditunggu ribuan penggemar jazz tanah air.

Dua tahun mereka merindu. Rindu bertemu berkumpul bergembira, merasakan damai semesta bersama orang-orang tercinta. Rindu menikmati pantai dengan senja dan konser musik jazz terbaik yang pernah ada. Mereka merindukan Senggigi Sunset Jazz 2022.

Setelah terpaksa ditunda dua tahun lantaran serangan pandemi, Senggigi Sunset Jazz hadir kembali. Layaknya obat penawar rindu, perhelatan konser Senggigi Sunset Jazz 2022, digelar selama dua hari, berbeda dengan gelaran yang sama tahun-tahun sebelumnya yang hanya berlangsung sehari.

Dua hari istimewa Senggigi Sunset Jazz 2022, yang berlangsung 5-6 November 2022, menghadirkan musisi-musisi jazz terbaik saat ini, mereka antara lain penampilan Fariz RM, Ardhito Pramono, Pamungkas, Reza Artamevia, Sierra Sutedjo, dan Tulus.

Tak hanya itu, keistimewaan Senggigi Susnet Jazz akan menjadi lengkap dengan hadirnya kolaborasi saksofonis jazz Richard Hutapea dengan musisi Lombok. Kolaborasi itu mengyuguhkan jazz dengan sentuhan musik tradisional Nusa Tenggara Barat yang menawan.

Bukan sekedar konser, bukan pula sekedar even, Senggigi Sunset Jazz adalah sebuah gerakan. Ada Festival kuliner melibatkan pedagang UMKM lokal, ada pula bersih pantai bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kegiatan ini ingin menjadikan Senggigi Sunset Jazz 2022 sebagai less waste concert atau konser dengan sampah sesedikit mungkin.

Dalam sejarah masyarakat adat yang mendiami Nusantara, kita mengenal beragam tradisi perwujudan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Penguasa Alam bagi kehidupan makhluk di bumi. Dan Senggigi Jazz adalah perwujudan dari rasa syukur itu. “Senggigi Sunset Jazz 2022 bisa terselenggara karena ada keindahan alam Lombok Barat.

Dengan berupaya menjaga lingkungan, Senggigi Sunset Jazz 2022 berusaha berterima kasih kepada alam,” kata Nety Rusi, penyelenggara Senggigi Jazz 2022.

Event music jazz terbesar di Lombok ini menjadi semakin optimis akan berlangsung dengan baik, manakala Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid selaku tuan rumah telah meneguhkan dukungannya atas penyelenggaraan Senggigi Sunsut Jazz 2022. “Kami mendukung penuh Senggigi Sunset Jazz 2022 dan siap menyambut para pencari kebahagiaan,” kata Fauzan.

Dalam sejarahnya, musik jazz lahir sekitar abad 20, tak terlepas dari gerakan para budak kulit hitam di Amerika Serikat, melawan rasisme yang sangat memprihatinkan ketika itu. Dan buah dari perjuangan itulah yang kini kita nikmati sebagai sebuah genre musik penuh harmoni, yang bisa diterima semua kalangan.

Dan Sengggigi Jazz kini hadir dengan semangat bersama merayakan keberagaman, semangat berterima atas segala perbedaan sesama manusia, semangat Ite besemeton (kita bersaudara), semangat untuk bangkit bersama setelah sama-sama merasakan duka karena pandemi.

Yang teristimewa adalah semangat bersama untuk menjaga harmoni dengan alam, dan memastikannya tetap lestari. Maka pantaslah kita menyematkan bersama bahwa Senggigi Sunset Jazz 2022, memang bukan konser jazz biasa. (TIM APAHJAGAH)

Category
Share This Items :
Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia there live the blind texts.